"Sukses itu tidak ajaib ataupun misterius. Sukses adalah konsekuensi pasti dari menerapkan beberapa langkah dasar dalam hidup"
Jumat, 21 November 2014
Sabtu, 08 November 2014
Minggu, 02 November 2014
Jumat, 26 September 2014
contoh proposal penelitian
contoh proposal penelitian
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH ASAL BAHAN STEK DAN ZPT ALAMI TERHADAP KEBERHASILAN PERBANYAKAN TANAMAN PENUTUP TANAH (Mucuna bracteata)
Disusun Oleh :
SUTANTO
10/13778/BP_SPKS
MINAT SARJANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2013
- I. PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang
Mucuna bracteata adalah salah satu tanaman Leguminosae Cover Crop (LCC), tanaman merambat ini ditemukan pertama di areal hutan Tri Pura, India Utara dan sudah meluas sebagai tanaman penutup tanah di perkebunan karet di Kerala India Selatan. Mucuna bracteta ini juga banyak digunakan di perkebunan di Indonesia, tanaman ini memiliki biomassa yang tinggi di bandingkan dengan penutup tanah lainya. Perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet selalu mengunakan tanaman ini pada aeral peremajaan (Siagian, 2003).
Penanaman LCC di perkebunan kelapa sawit menggunakan LCC konvensional yaitu Pueraria javanica, Calopogonium mucunoides dan Calopogonium caeruleum. Namun saat ini sudah beralih ke LCC jenis Mucuna bracteata karena jenis ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis lainnya diantaranya produksi biomassa tinggi, tahan terhadap kekeringan dan naungan, tidak disukai ternak, cepat menutup tanah dan dapat berkompetisi dengan gulma. Selain kelebian diatas LCC juga memiliki manfaat sebagai berikut : menghindarkan tanah dari bahaya erosi karena tetesan air hujan tidak langsung menerpa tanah, guguran daun dan bintil akarnya dapat menambah kandungan nitrogen pada tanah, guguran daunnya berfungsi sebagai bahan organik sehingga dapat membantu memperbaiki struktur tanah (Sastrosayono,2005).
Di Indonesia Mucuna bracteata jarang sekali menghasilkan bunga dan buah/biji. Karena sulit berbuah, maka perbanyakan bisa digabung dengan cara perbanyakan vegetatif, terutama dengan cara stek. Perbanyakan melalui stek ini sangat rentan terhadap kematian (tingkat kematiaannya mencapai 90%). Kegagalan pada penyetekan Mucuna bracteata terutama disebabkan oleh sulitnya mendapatkan stek yang baik, berupa ruas yang bulu akarnya sudah mulai muncul (akar putih), kurangnya penyesuaian (aklimatisasi) setelah stek dipotong dari tanaman induknya. Mendapatkan ruas stek yang baik sering mendapat kendala dilapangan karena ketebalan Mucuna bracteata dapat mencapai 40 – 60 cm (Sebayang dkk., 2004).
Perbanyakan Mucuna bracteata secara generatif sangat sulit dikarenakan kulit keras dan untuk berkecambah perlu dilakukan skarifikasi pada bijinya dan jika dilakukan pekembangbiakan kecambah persentase kecambahnya hanya 12%. Biji Mucuna bracteata tidak tersedia di Indonesia dikarenakan itu biji ini harus diimpor dari India. Pertanyaan yang sering dilontarkan oleh para pekebun adalah bagaimana teknik memperbanyak Mucuna bracteata, sehingga memberikan keberhasilan hidup yang tinggi.
Di Indonesia pada umumnya LCC dan Mucuna bracteata hampir tidak menghasilkan biji. Walaupun kadang-kadang dapat menghasilkan biji kemampuan tumbuhnya rendah hal inilah yang menyebabkan kebanyakan perbanyakan mucuna dilakukan dengan cara vegetatif, perbanyakan secara vegetatif memerlukan keahlian khusus dalam pengembangannya antara lain dalam pemilihan bahan tanaman dan waktu tanam yang disesuaikan dengan awal musim hujan. Sedangkan dalam perbanyakan secara generatif hampir tidak menyesuaikan waktu tanam untuk itu perbanyakan secara generatif atau biji dapat dilakukan hanya saja perlu dilakukan tindakan perlakuan pada biji antara lain dengan mempercepat masa dormansi biji (Harahap dan Subronto, 2002).
Meskipun diperbanyak secara vegetatif, masih menghadapi masalah yaitu tingkat keberhasilan tumbuh yang relatif rendah, sehingga diperlukan adanya hormon yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Hormon yang digunakan misalnya auksin, giberelin dan sitokinin. Namun dalam kenyataannya hormon-hormon ini mudah ditemukan yang biasa disebut zat pengatur pertumbuhan (ZPT).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis berkeinginan melakukan penelitian mengenai Pengaruh Asal Bahan Stek dan ZPT Alami Terhadap Keberhasilan Perbanyakan Tanaman penutup Tanah (Mucuna bracteata).
- B. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pengunaan asal bahan stek terhadap keberhasilan perbanyakan Mucuna bracteata
2. Mengetahui pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan Mucuna Bracteata
3. Mengetahui interaksi antara bahan stek dengan pemberian ZPT alami terhadap keberhasilan perbanyakan vegetatif Mucuna bracteata.
- C. Manfaat Penelitian
- Memberikan informasi kepada petani tentang pengaruh macam bahan stek dan pemberian ZPT alami terhadap pertumbuhan Mucuna bracteata.
- Sebagai sumber informasi ilmiah, khususnya tentang pengaruh macam bahan stek dan pemberian ZPT alami terhadap tanaman budidaya.
- Dapat memberikan landasan empiris pada pengembangan penelitian selanjutnya.
- II. Tinjauan Pustaka
- A. Mucuna bracteata
Legume ini merupakan kelompok legume perennial atau tahunan, tumbuh menjalar diatas permukaan tanah, merambat ke arak kiri pada ajir atau tanaman lainnya. Daunya beranak daun tiga helai, berbentuk bulat telur, asimetris, belah ketupat, dan ujungnya tumpul, bagian bawah daun membulat. Tulang daun menjari, permukaan daun halus bila diraba, tidak berbulu. Warna daun lebih gelap dibandaingkan dengan Mucuna pruriens. Selama ini tanaman yang ditanam dikebun percobaan, belum mampu menghasilkan bunga dan buah (purwanto, 2011).
Mucuna bracteata memiliki perakaran tunggang yang berwarna putih kecoklatan, dan memiliki bintil akar berwarna merah muda segar dan sangat banyak, pada nodul dewasa terdapat leghaemoglobin yaitu hemoprotein monomerik yang terdapat pada bintil akarleguminosae yang terinfeksi oleh bakteri Rhizobium. Laju pertumbuhan akar relatif cepat pada umur diatas tiga tahun dimana pertumbuhan akar utamanya dapat mencapai 3 meter kedalam tanah (Harsono dkk, 2012).
Tanaman Mucuna bracteata dapat tumbuh di berbagai daerah baik dataran tinggi maupun dataran rendah. Tetapi untuk dapat melakukan pertumbuhan generatif atau berbunga tanaman ini memerlukan ketinggian di atas 1000 m dpl, jika berada di bawah 1000 m dpl maka pertumbuhan akan jagur tetapi tidak dapat terjadi pembentukan bunga (Harahap dan Subronto, 2004).
Curah hujan yang dibutuhkan agar pertumbuhan tanaman Mucuna bracteata dapat tumbuh dengan baik berkisar antara 1000 – 2500 mm/tahun dan 3 – 10 merupakan hari hujan setiap bulannya dengan kelembaban tanaman ini adalah 80%. Jika kelembaban terlalu tinggi akan berakibat bunga menjadi busuk. Untuk panjang penyinaran, Mucuna membutuhkan lama penyinaran antara 6 – 7 jam/hari (Harahap dan Subronto, 2004).
Tanaman Mucuna dapat tumbuh baik hampir setiap jenis tanah, pertumbuhan akan lebih baik apabila tanah mengandung bahan organik yang cukup tinggi, gembur dan tidak jenuh. Apabila Mucuna ditanam pada tanah yang tergenang akan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif terganggu. Untuk pertumbuhan Mucuna bracteata secara umum dapat tumbuh baik pada kisaran pH 4,5 – 6,5 (Harahap dan Subronto, 2004).
- B. Perbanyakan tanaman
Secara umum, perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan tiga teknik, yaitu perbanyakan secara generatif, vegetatif, dan generatif-vegetatif. Setiap tanaman memiliki cara perbanyakan yang berbeda dengan tanaman lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam melakukannya (Anonim. 2007).
Salah satu teknik perbanyakan yang dapat dilakukan dalam waktu singkat dan jumlah yang banyak adalah dengan perbanyakan secara vegetative. Hal ini perlu dilakukan mengingat perbanyakan secara generatif (benih) menghasilkan bibit tanaman/turunan yang beraneka ragam karena berasal dari benih yang tidak diketahui mutunya. Sedangkan kualitas bibit merupakan suatu kriteria yang sangat penting untuk mencapai suatu produksi yang diinginkan. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara cangkok, rundukan, setek, okulasi dan kultur jaringan. Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu, kelemahannya adalah membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya. Kelemahan lain, tidak dapat menghasilkan bibit secara massal jika cara perbanyakan yang digunakan cangkok atau rundukan. Untuk menghasilkan bibit secara massal sebaiknya dilakukan dengan setek. Namun tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan cara setek dan tingkat keberhasilannya sangat kecil.
Setek berasal dari kata stuk (bahasa Belanda) dan cuttage (bahasa Inggris) yang artinya potongan. Sesuai dengan namanya, perbanyakan ini dilakukan dengan menanam potongan pohon induk ke dalam media agar tumbuh menjadi tanaman baru. Bagian tanaman yang ditanam dapat berupa akar, batang, daun, atau tunas. Perbanyakan dengan setek mudah dilakukan karena tidak memerlukan peralatan dan teknik yang rumit. Keunggulan teknik ini adalah dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak walaupun bahan tanam yang tersedia sangat terbatas. Namun, tidak semua tanaman dapat diperbanyak dengan stek. Hanya tanaman yang mampu bertahan hidup lama setelah terpisah dari pohon induknya saja yang dapat diperbanyak dengan tehnik ini.
- C. Hormon tumbuhan
Namun tidak semua hormon dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, hanya hormon golongan Auksin, Sitokinin, dan Giberelin yang bersifat positif bagi pertumbuhan tanaman pada konsentrasi fisiologis.
Auksin
Auksin merupakan ZPT yang berperanan dalam perpanjangan sel pucuk/tunas tanaman. Selain memacu pemanjangan sel yang menyebabkan pemanjangan batang dan akar, peranan auksin lainnya adalah kombinasi auksin dan giberelin memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang.
Auksin mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar, perkembangan buah, dominansi apikal, fototropisme dan geotropisme.
Sitokinin
Sitokinin berperanan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Senyawa dari golongan ini yang pertama ditemukan adalah kinetin. Sitokinin alami misalnya kinetin dan zeatin, Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan yang tumbuh aktif terutama pada akar, embrio dan buah. Sitokinin yang diproduksi di akar selanjutnya diangkut oleh xilem menuju sel-sel target pada batang. Kinetin banyak ditemui pada bulir jagung yang muda, sedangkan zeatin banyak ditemui pada air kelapa. Sitokinin berperanan dalam mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan dan menunda penuaan.
Giberelin
Giberelin merupakan ZPT yang berperan dalam mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar. Giberelin dikenal juga dengan nama asam giberelat, mempunyai peranan dalam pembelahan sel dan atau perpanjangan sel tanaman. Giberelin juga berperan dalam memacu pembungaan pada beberapa tanaman, mematahkan dormansi biji serta mempercapat perkecambahan biji (Anonim, 2013)
Hormon tumbuhan diproduksi oleh tumbuhan itu sendiri, hormon tumbuhan dihasilkan dari jaringan non-spesifik (biasanya meristematik) yang menghasilkan zat ini apabila mendapat rangsang. Penyebaran hormon tumbuhan tidak harus melalui sistem pembuluh karena hormon tumbuhan dapat ditranslokasi melalui sitoplasma atau ruang antarsel. Pemberian hormon dari luar sistem individu dapat pula dilakukan (eksogen). Pemberian secara eksogen dapat juga melibatkan bahan kimia non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan) namun harganya cukup mahal dipasaran. Disamping itu juga ada hormon alami (dibuat dari ekstraksi tumbuhan) yang mudah diperoleh dilingkungan sekitar. Ada pula hormon alami yang dijual sudah dalam bentuk kemasan untuk memudahkan para petani tang kandungannya relatif lengkap.
III. TATA LAKSANA PENELITIAN
- A. Tempat dan Waktu Penelitian
- B. Alat dan Bahan
Bahan : Polybag, paranut, bambu, tanah topsoil, tanaman Mucuna bracteata dan ZPT alami.
- C. Metode Penelitian
Factor pertama yaitu asal bahan setek yang terdiri dari tiga aras yaitu:
S1 : Setek batang pangkal
S2 : Setek batang tengah
S3 : Setek batang pucuk
Faktor kedua yaitu pemberian ZPT alami yang terdiri dari tiga aras yaitu:
K0 : Kontrol
K1 : Air kelapa
K2 : Urin sapi
K3 : ZPT alami (Hormax)
Dari kedua faktor diperoleh 12 kombinasi perlakuan, masing-masing kombinasi diulang sebanyak 3 kali dan masing-masing ulangan terdiri dari 3 unit sehingga diperlukan 3 x 4 x 3 x 3 = 108 sampel. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam (Análisis of variance) dengan jenjang nyata 5%. Bila ada beda nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan atau DMRT (Duncan multiple range test) dengan jenjang nyata 5%.
- D. Pelaksanaan penelitian
- Persiapan Lahan Penelitian.
- Persiapan media tanam
- Menyiapkan ZPT alami
- Air kelapa
- Urine sapi
- ZPT alami
- Menyiapkan bahan setek
- Perendaman
- Penanaman
- Pemeliharaan
- Penyiraman
- Penyiangan
- Pemupukan
- E. Pengamatan
- Kecepatan tumbuh tunas (hari)
- Tinggi tunas (cm)
- Jumlah daun (helai)
- Panjang akar (cm)
- Barat segar tunas (gram)
- Berat kering tunas (gram)
- Berat segar akar (gram)
- Berat kering akar (gram)
- Berat segar tanaman (gram)
- Berat kering tanaman (gram)
Daftar Pustaka
Anonim. 2013. “Hormon Tumbuhan”. http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_ tumbuhan. Diakses pada tanggal 30 Maret 3013 pukul 16.25
Anonim. 2013. “Mengenal Berbagai Macam Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)”. http://www.diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/245. Diakses pada tanggal 13 maret 2013 pukul 22.15
Anonim. 2007. “Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman”. Jakarta: Agromedia Pustaka.Harahap, I.Y dan Subroto. 2002. “Penggunaan kacangan penutup tanah Mucuna bracteata pada pertanaman kelapa sawit”. Warta Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan: Warta Pusat Penelitian Kelapa Sawit 10(1): 1-6.
Harsono, W.A., I.Y. Harahap, P. Yusran. & C.H. Taufiq. 2012. “Penggunaan Berbagai Jenis Legume Cover Crop (LCC) Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Lahan Gambut”. Medan: Warta Pusat Penelitian Kelapa Sawit 17(2): 45-50
Purwanto, Imam. 2011. “Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae”. Yogyakarta: Kanisius
Rahadja, P.C., Wahyu. W. 2007. “Aneka Cara Memperbanyak Tanaman”. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Sebayang, S. Y., E. S. Sutarta dan I. Y. Harahap. 2004. “Penggunaan Mucuna bracteata pada Kelapa Sawit: Pengalaman di Kebun Tinjowan Sawit II, PT. Perkebunan Nusantara IV”. Medan: Warta Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 12 (2-3): 5-12.
Siagian, Nurhawaty. 2003. “Potensi dan Pemanfaatan Mucuna Bracteata Sebagai Penutup Tanah di Perkebunan Karet”. Medan: Balai Penelitian Karet Sungei Putih 24(1): 5-12.
Sastrosayono, S. 2005. “Budidaya Kelapa Sawit”. Jakarta: Agromedia Pustaka
|
S1K33 S2K31 S1K12
S2K12 S1K01 S2K33
S1K23 S1K32 S3K21
S2K13 S3K33 S2K02
S2K22 S1K31 S2K23
S1K03 S1K31 S1K11
S3K11 S3K12 S3K32
S1K21 S1K13 S3K22
S2K32 S3K01 S3K13
S3K03 S3K02 S2K01
S2K21 S3K23 S2K11
S2K03 S1K22 S3K31
Judul-judul Skripsi Ekonomi :
Kumpulan 100 Judul-judul Skripsi Ekonomi :
- Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Prestasi Kerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta Satu
- Analisis Kepuasan Pelanggan Hotel Novotel Yogyakarta
- Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Bawahan dengan Locus Control Sebagai Variable Pemoderasi (kasus di RS Mata ‘Dr. Yap’)
- Tingkat Kewirausahaan dan Kesuksesan Usaha: Studi pada Usaha Kecil Menengah
- Analisis Pengaruh Organizational Zitizenship Behaviour terhadap Kinerja Studi Pada Perawat di Rumah Sakit Islam Klaten
- Pengaruh proses dan Sistem Penilaian Kinerja terhadap Contextual Performance dan Persepsi Keakuratan Penilaian Kinerja pada Karyawan Bank Muamalat Cabang Semarang
- Pengaruh Persepsi Lingkungan Fisik Terhadap Persepsi Waktu Antri dan Kepuasan Konsumen
- Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Nilai Pelayanan dan Kepuasan Konsumen terhadap Niat Untuk Membeli
- Stres Kerja, Perbandingan Antara Pria dan Wanita Serta Antar Posisi Jabatan
- Analisis Faktor-Faktor Lokasi yang Mempengaruhi Kesuksesan Bisnis
- Pengaruh kepuasan kerja dan Stres terhadap Motivasi Serta Hubungannya dengan Persepsi Karyawan Tentang Produktivitas Kerja (Studi Kasus STBA LIA Yogyakarta)
- Evaluasi Proyek Pembangunan Jalan di Ruas Kampung Nambah Dadi Kecamatan Terbanggi Besar Kab. Lampung Tengah
- Pengaruh Ketidakberwujudan Jasa Terhadap Harapan Kualitas Jasa
- Pengaruh Komitmen Afektif, Continuance, dan Normatif terhadap Turnover Intention pada PG Gondang Baru Klaten.
- Analisis Tentang Tingkat Kepuasan Pasien IRNA I Bedah Terhadap Kinerja Tenaga Dokter dan Perawat RS Dr. Sardjito Yogyakarta
- Terapan Pengendalian Kualitas Statistikal pada Perusahaan Mebel (Studi PT Baroba Furniture)
- Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap kemakmuran Investor dan Volume Perdagangan Saham
- Analisis Sikap Konsumen Terhadap Deterjen Krim di Yogya: Studi Kasus Pada Deterjen Krim Merek Sabun Ekonomi
- Keputusan Lokasi Bisnis dan Kesuksean Bisnis (Studi Kasus Bisnis Apotek di Kota Yogyakarta)
- Competitive Positioning Media Radio di Tengah Pergeseran Politik dan Era Reformasi Indonesia
- Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) Pada Sektor Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 1996-2002
- Pengaruh Kualitas Nilai Pelayanan dan Kepuasan terhadap Niat Beli Konsumen : Studi pada restauran Pizza Hut Yogyakarta
- Peningkatan Mutu Pelayanan dengan Pendekatan Cycle Efectiveness dalam Proses Bisnis Internal
- Analisis Pengaruh Pengumuman Akuisisi terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham perusahaan Akuisitor dan perusahaan Non Akuisitor di BEJ tahun 1999-2003
- Analisis Hubungan Beta dan Return Saham Dalam Model CAPM (Studi Empiris di BEJ)
- Analisis Pengaruh Variabel Kepribadian Introversion Conscientiousnes, Instability Opennes, Agreability dan Activity pada Orientasi Karyawan Terhadap Pelanggan
- Analisis Pengaruh Trust Effective Commitment, Calculative Commitment, Satisfaction dan Payment Equity terhadap Customer Referrals dan Number of Service Purchased
- Analisis Hubungan Tingkat Kepuasan Kerja (Job Satisfaction) terhadap Komitmen (Commitment) Organisasional Karyawan
- Analisis Hubungan Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode ROI, ROE, EVA, dan Pengaruhnya Terhadap MVA
- Analisis Pengaruh Iklan Ponds Terhadap Respons Audiensi Mahasiswi
- Pengaruh Atas Persepsi Image Celebrity Spokesperson Terhadap Intention to Purchase
- Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Lama Bekerja Karyawan Terhadap Tingkat Kepemimpinan Karismatik Atasan
- Analisis Perbedaan Sikap dan Niat Beli Mahasiswa yang Memiliki Religiosity Relatif Kuat dan yang Memilki Religiosity Tidak Kuat.
- Analisis Kualitas Pendanaan Pada Perusahaan Dana Pensiun SMART
- Analisis Kinerja Manajemen Sebelum dan Setelah Pembentukan Strategic Business Unit
- Activity Based Costing Sebagai Sistem Penentuan Biaya Produksi pada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus pada PT Hasta Mulia)
- Kinerja Saham Seputar Seasoned Equity Offerings (SEO) di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2002
- Audit Siklus Pendapatan dan Siklus Pengeluaran (Studi Kasus pada KOPMA UGM)
- Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Consideration Komitmen Organisasi dan Motivasi Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Budgetary Slack
- Penilaian Kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Dengan Konsep Balanced Score (Studi Kasus di PDAM Kabupaten Sleman)
- Analisa Biaya Untuk penentuan Harga Jual (Studi Kasus pada Refi Chemical Industry)
- Evaluasi Kinerja Manajemen Kualitas Dalam Proses Pemberian Kredit dengan Pendekatan Six Sigma (Studi Kasus pada Bank ‘X’)
- Analisis Pengaruh Pemecahan Saham terhadap Earnings, Likuiditas, dan Return Saham
- Penerapan Activity Based Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Jasa Pemeriksaan Laboratorium (Studi Kasus pada RS. Mata “Dr. YAP” Yogyakarta
- Pengaruh Keluasan Pengungkapan Sukarela terhadap Volume Perdagangan Saham
- Hubungan Pengumuman Pemecahan saham terhadap Perubahan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta (Tahun 2000-2003)
- Analisis Biaya Kualitas dalam Rangka Peningkatan Kualitas Produk
- Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Perdagangan saham pada IPO di BEJ Tahun 2000-2002
- Faktor-faktor Penyebab Adanya Audit Delay sehingga Publikasi Laporan Keuangan Perusahaan menjadi Terlambat (Studi Empiris persh. di BEJ)
- Cycle Effectiveness Sebagai Ukuran Kinerja Proses Bisnis Internal (Studi Kasus: Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta)
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Performa Mahasiswa pada Mata Kuliah Akuntansi Pengantar
- Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri: Pemilu Legislatif 5 April 2004
- Analisa Korelasi Produk Untuk Penentuan Strategi Pasar-Studi Kasus Swalayan Matahari Galeria Yogyakarta
- Analisis Pengaruh Economics Value Adde Return on Equity dan Return on Invesment terhadap return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di BEJ, Periode Penlt. 2000-2002
- Penetapan Tarif Berdasarkan Analisis Biaya Deferensial pada Perusahaan Penerbangan
- Efektivitas dan Efisiensi Sistem Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran
- Evaluasi Struktur Pengendalian Intern Sistem Informasi persediaan (Studi Kasus pada U.D. Suparno Sunyoto H. Abdurrohman di Sragen)
- Perancangan Pengembangan Sistem Informasi Penggajian Berbasis Komputer
- Penggunaan Teknologi Informasi Untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Akuntansi Bagi Pelanggan (Studi Kasus pada perusahaan Listrik Negara Cabang Yogyakarta)
- Penerapan Analisa Cost Profit Volume di PT Kusumatex Yogyakarta.
- Perilaku Akuntansi Qordhul Hasan pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah Margi Rizki Bahagia Yogyakarta.
- Evaluasi Kebijakan Harga Jual Air Minum (Studi Kasus Pada PDAM Sleman)
- Evaluasi Sistem Anggaran Pada Rumah Sakit (Studi Kasus Pada RSU. PKU Muahammadiyah Yogyakarta).
- Analisis Faktor-Faktor Penentu Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta Tahun 1997-2002
- Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik: Studi Kasus pada Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Daerah Istimewa Tahun 2004
- Analisis Perilaku Brand Switching Konsumen dalam Pembelian Telepon Seluler
- Analisis Lending Rate Metode Cost Plus Pricing Berdasarkan Biaya Dana Rata-rata Tertimbang (Studi Kasus di PD BPR Bank Pasar Kab. Bantul)
- Pengaruh Sistem Pengolahan Data Elektronik Pada Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Penerimaan Kas (Studi Kasus pada PT. Hyundai Mobil Indonesia)
- Evaluasi Kekomprehensivan, Kekoherenan, Keterukuran dan Keseimbangan Strategic Plan (Studi Kasus di Unit Industri PT. Kawasan Industri Jababeka Bekasi)
- Analisis dan Desain Sistem Informasi pada Siklus Pendapatan
- Pengaruh Iklan Rokok Djarum Black Terhadap Persepsi, Sikap dan Minat Beli Konsumen di Yogyakarta.
- Hubungan antara Rasio-Rasio Keuangan dengan Kebijakan Deviden
- Evaluasi Efektivitas Pengendalian Intern pada Perusahaan Batik pada PT. Ardiyanto Wijayakusuma Batik Jogjakarta
- Identifikasi Weekend Effect Pada Akhir Pekan Biasa dan Akhir Pekan yang Panjang di Bursa Efek Jakarta
- Evaluasi Terhadap Pemberian Kredit Pada PT. Bank Internasional Indonesia Kantor Cabang Yogyakarta.
- Evaluasi Pengendalian Internal Penjualan Kredit dan Piutang (Studi Kasus pada PT. Tainesia Jaya Surakarta, Jawa Tengah)
- Evaluasi Penyusunan Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Manajemen (Studi Kasus Pada RSU PKU Muhammadiyah Bantul)
- Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya “Non Performing Loan” (NPL)
- Pelacakan Biaya Menggunakan Activity Based Costing Dalam Proses Pengajuan Kredit. Studi Kasus: BPR Redjo Bawono Yogyakarta.
- Pengaruh Ukuran Iklan terhadap Advertising Recall, Perceived Product Quality dan Perceived Store Credibility
- Evaluasi Proses Penyusunan Anggaran Sekolah (Studi Kasus pada SMUN 7 Yogyakarta)
- Analisis Struktur Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran dan Kinerja Managerial.
- Analisis Kesenjangan Antara Harapan Jasa Konsumen dengan Persepsi Jasa yang diterima Konsumen
- Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Peristiwa Peledakan Bom di Hotel JW. Marriot Jakarta
- Analisis Pengaruh Investment Opportunity Srt Terhadap Harga Saham.
- Analisis Tata Letak Pabrik Untuk Meningkatkan Produktivitas Dengan Bantuan Algoritma Craft pada PT. Kurnia Astasurya
- Analisis Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan Wisatawan pada Obyek WIsata Candi Borobudur
- Analisis Atas Tahap Penerimaan Penugasan Pada KAP HLB Hadori dan Rekan Cabang Yogyakarta
- Pengaruh EVA,CVA,FVA) Terhadap MVA: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Tahun 1993-1996.
- Desain Sistem Informasi pada Perusahaan Transportasi (Studi Kasus PT. Hasri Dant Transportasi Abadi)
- Analisis Hubungan Antara Motivasi Manajerial Kepemimpinan dan Kepuasan Karyawan (Studi Pada PT. Bank Bukopin Cab. Utama Yogyakarta)
- Penerapan MRP Sebagai Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku dan Analisis Kualitas Produk pada PT. Pandatex Magelang
- Kepatuhan Privacy Disclosure Web Site Komersial Indonesia Terhadap Prinsip-Prinsip Fair Information Practice
- Studi Price Earning Ratio Perusahaan Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta.
- Analisis Pengaruh Persepsi Nilai Nutrisi Produk Terhadap Minat Beli Konsumen
- Evaluasi Kinerja Saham Syariah dan Saham Konvensional
- Analisis Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan pada Bengkel PT. Astra Internasional Tbk.-Honda Cabang Yogyakarta
- Persepsi Mahasiswa Akuntansi Atas Pengetahuan Yang Harus Dikuasai Oleh Auditor Sistem Informasi
- Pengujian Empiris Model Kualitas Pelayan – Kepuasan. Studi Pada Konsumen Departemen Store Mirota Kampus Yogyakarta.
- Evaluasi Penyusunan Anggaran Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based Budgeting) di Fakultas Psikologi UGM
Senin, 22 September 2014
Jumat, 20 Juni 2014
WEWENANG
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dunia yang
sudah sangat maju kini, kita sangat harus sangat bisa bersaing dalam berbagai
hal, contohnya tentang manajemen yakni salah satu nya wewenang, wewenang ialah
sesuatu sikap untuk mengatur dan memberi pengarahan kepada bawahan, wewenang
yang harus dimiliki pemimpin ialah wewenang yang sangat-sangat baik dalam hal
apapun, melatar belakangi pembuatan makalah yang berjudul “Pendelegasian
Wewenang” yakni ingin mempelajari dan memperdalam tentang ilmu manajemen
khususnya tentang pendelegasian wewenang. Berikut penjelasannya
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa itu
Delegasi?
2.
Bagaimana
pendapat para ahli tentang delegasi?
3.
Apa
asas-asas pendelegasian wewenang?
4.
Manfa’at
pendelegasian wewenang?
5.
Hambatan
pendelegasian wewenang?
6.
Apa
pengertian sentralisasi dan desentralisasi?
7.
Syarat
pendelegasian yang efektif?
C. Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah yang berjudul “Pendelegasian Wewenang” ini adalah untuk
memperdalam ilmu Manajemen, untuk mengetahui bagaimana seluk beluk tentang ilmu
manajemen.
D. Manfa’at
Kita dapat belajar bersama dan dapat
memahami akan penting nya Manajemen dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi
penyusun sendiri dapat lebih memahami Apa itu wewenang dan tanggung jawab.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Delegasi dan Pendelegasian
Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Pendelegasian
adalah pelimpahan kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain.
Pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya rutinitas sebaiknya didelegasikan ke orang
lain agar seorang manajer dapat menggunakan waktunya itu untuk melakukan
tugasnya sebagai seorang manajer.
Pendelegasian
adalah
kegiatan seseorang untuk menugaskan stafnya / bawahannya untuk melaksanakan
bagian dari tugas manajer yang
bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepeda staf/bawahan tersebut, sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas tugas itu sebaik baiknya serta dapat mempertanggung jawabkan hal hal yang didelegasikan
kepadanya, ( Manulang,1988). Pendelegasian merupakan proses penugasan, wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan. ( Sujak, 1990).
bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepeda staf/bawahan tersebut, sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas tugas itu sebaik baiknya serta dapat mempertanggung jawabkan hal hal yang didelegasikan
kepadanya, ( Manulang,1988). Pendelegasian merupakan proses penugasan, wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan. ( Sujak, 1990).
Delegasai wewenang adalah proses
yang paling fundamental dalam organisasi, sebab pimpinan tak kan sanggup
melakukan segala sesuatu dan membuat setiap keputusan. Pendelegasian
(pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi
pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi
agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada
bawahannya.
B. Pendelegasian
Wewenang Pendapat Para Ahli
Ralph C Davis
Delegation
of Authority is merely the phase of the process in wich Authorityof assigned
function is released to position to be exercise by their incumbent.
Artinya;
Pendelegasian
wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika penyerahan wewenang,
berfungsi melepaskan kedudukan dengan melaksanakan pertanggungjawaban.
Malayu S.P. Hasibuan
Pendelegasian
wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator
kepada delegate untuk dikerjakannya atas nama delegator.
C. Asas
pendelegasian wewenang:
1.
Asas
kepercayaan
2.
Asas
delegasi atau hasil yang diharapkan
3.
Asas
penentuan fungsi atau asas kejelasan tugas
4.
Asas rantai
berkala
5.
Asas tingkat
wewenang
6.
Asas
kesatuan komando
7.
Asas
keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
8.
Asas
pembagian kerja
9.
Asas
efisiensi
10. Asas
kemutlakan tanggung jawab
D. Aspek
Penting Dalam Pendelegasian
a)
Fokus pendelegasian adalah hasil kerja yang diharapkan
tercapai, dalam upaya menggapai sasaran/tujuan akhir dari organisasi.
b)
Pendelegasian dilaksanakan dengan sikap hormat yang
didasarkan atas penghargaan dan kesadaran terhadap diri sendiri sebagai sesuatu
yang "berharga", serta memerhatikan harga diri dan kehendak bebas
orang lain, di mana setiap pekerja dipandang sebagai subjek, dan bukan objek
kerja.
c)
Pendelegasian yang menghasilkan melibatkan
harapan-harapan yang meliputi bidang berikut.
I.
Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang
didambakan atau diinginkan pada waktu depan yang telah ditentukan
("desired results").
§ Pendelegasian
menyatakan dengan tegas tentang apa yang harus dicapai, bukan bagaimana
mencapainya, di mana fokus utama diarahkan kepada hasil produksi.
§ Pendelegasian
memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban membuat/memberi laporan
pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi
oleh pemimpin.
II.
Pelaksanaannya dilandasi pedoman/petunjuk
("guidelines") yang jelas, baik bagi tugas maupun pelaksana tugas.
Artinya pendelegasian menyatakan pedoman-pedoman, larangan-larangan, dan
batas-batas dimana seseorang harus bekerja/melakukan kewajibannya. Hal ini
menolong setiap orang untuk bekerja dengan baik/patut.
III.
Melibatkan sumber-sumber daya ("resources")
yang pasti. Pendelegasian menyatakan (disertai dengan pernyataan) akan adanya
sumber-sumber daya, antara lain sumber daya manusia, keuangan, teknis, atau
organisasi yang dapat dipakai seseorang untuk menyelesaikan tugas yang
didelegasikan kepadanya.
IV.
Dinyatakan dengan adanya tanggung jawab dan
pertanggungjawaban ("responsibility" dan "accountability").
Pendelegasian menyatakan patokan yang akan digunakan untuk menilai
hasil/prestasi akhir, yang diwujudkan dengan adanya tanggung jawab dan
pertanggungjawaban kerja yang dapat dilakukan dengan membuat/memberi pelaporan pada
awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh
pemimpin.
V.
Mempertimbangkan risiko-risiko yang akan terjadi atau
ditindaki ("consequences"). Pendelegasian dapat menyatakan
akibat-akibat yang akan terjadi, yang baik maupun yang tidak baik, sebagai
hasil dari suatu pekerjaan atau tugas yang didelegasikan. Akibat-akibat ini
dapat diukur melalui evaluasi/pengkajian yang dilakukan dengan meneliti
deskripsi tugas dan hasil kerja atau produk yang telah dilakukan atau
dihasilkan. Dengan menanyakan apakah semuanya ini telah dilakukan dengan baik
dan sesuai dengan rencana, ketentuan dan prosedur, ataukah malah sebaliknya.
E.
Ada 4 Kegiatan Terjadi Ketika Delegasi Dilakukan
a)
Pendelegasian menetapkan dan memberikan tujuan dan
tugas kepada bawahan.
b)
Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan
untuk mencapai ujuan atau tugas.
c)
Penerimaan delegasi, yang menimbulkan kewajiban atau
tanggung jawab.
d)
Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk
hasil-hasil yang dicapai.
F.
Manfaat Pendelegasian Wewenang
1.
Manajer memiliki banyak kesempatan untuk mencari dan
menerima peningkatan tanggungjawab dari tingkatan manajer yang tinggi
2.
Memberikan keputusan yang lebih baik
3.
Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan
keputusan
4.
Melatih bawahan memikul tanggungjawab, melakukan
penilaian dan meningkatkan keyakinan diri serta kesediaan untuk berinisiatif
G.
Hambatan Terhadap Pendelegasian Yang Efektif
Penyebab keengganan untuk mendelegasikan wewenang
adalah :
a.
Perasaan tidak aman. Manajer enggan mengambil resiko
untuk melimpahkan tugas atau mungkin takut kehilangan kekuasaan bila bawahannya
terlalu baik melaksanakan tugas.
b.
Ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer bisa sangat
tak teratur dalam membuat perencanaan ke depan.
c.
Ketidak percayaan kepada bawahan
d.
Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak
mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas
Penyebab
keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang adalah:
a.
Perasaan tidak aman bagi bawahan untuk menghindari
tanggungjawab dan resiko.
b.
Bawahan takut dikritik atau dihukum karena membuat
kesalahan.
c.
Bawahan tidak mendapat cukup rangsangan untuk beban
tanggungjawab tambahan.
d.
Bawahan kurang peracaya diri dan merasa tertekan bila
dilimpahi wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar
H.
Sentralisasi Dan Desentralisasi
§ Sentralisasi berarti sebagian besar wewenang/kekuasaan masih tetap dipegang
oleh manajer puncak (top manager) Ã
sentralisasi relatif.
§ Desentralisasi wewenang berarti sebagian kecil wewenang/kekuasaan dipegang
oleh manajer puncak, sedang sebagian besar kekuasaan menyebar ke seluruh
struktur organisasi à desentralisasi relative
I.
Sentralisasi Dan Desentralisasi Dalam Negara
a)
Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada
sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur
organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia
sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan
dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di
daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga
waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem
ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan
yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan
dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
b)
Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam
membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada
pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak
perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi
karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu
organisasi.
Faktor yang
menentukan tingkat delegasi wewenang (sentralisasi/desentralisasi)
1.
Mahalnya keputusan (semakin mahal Ã
sentralisasi)
2.
Keseragaman kebijaksanaan (jika menghendaki
keseragaman à sentralisasi)
3.
Kemajuan perusahaan (jika menginginkan perusahaan maju
dan berkembang, maka harus disertai dengan kebebasan bawahan Ã
desentralisasi)
4.
Sejarah perusahaan (jika awal berdiri berbentuk
perusahaan perorangan à sentralisasi)
5.
Keinginan untuk bebas (Jika para manajer ingin
memiliki kebebasan à desentralisasi)
6.
Jumlah manajer yang terampil (semakin banyak Ã
desentralisasi)
7.
Teknik pengendalian (jika cara pengawasan baik, alat
pengawasan lengkap à desentralisasi)
8.
Pengaruh lingkungan (jika pengaruh lingkungan (misal
peraturan perburuhan) banyak yang perlu ditafsirkan secara intensif Ã
sentralisasi)
Kegiatan yang disentralisasi
dan didesentralisasi
Sentralisasi
|
Desentralisasi
|
Kegiatan
keuangan
|
Kegiatan produksi
|
Kegiatan
kepegawaian
|
Kegiatan penjualan
|
Kegiatan
statistik dan pengolahan data
|
-
|
Kegiatan
pemeliharaan peralatan
|
-
|
Kegiatan
pengangkutan dan logistik
|
-
|
J.
Delegasi Manajer
1.
Seorang manajer menghadapi lebih banyak pekerjaan
lebih dari normal dapat dilaksanakan oleh 1 (satu) orang.
2.
Mendelegasikan kekuasaan merupakan langkah penting
untuk mengembangkan para bawahan.
3.
Kelancaran organisasi diperlukan oleh suatu
perusahaan, apabila para manajer berhalangan, tugas-tugasnya dapat dilaksanakan
orang lain.
4.
Mendelegasikan wewenang adalah anak kunci organisasi.
K.
Delegasi Aktif
1.
Rencana-rencana dan kebijaksanaan diterangkan
secara jelas kepada bawahan.
2.
Tugas dan wewenang dirinci secara jelas.
3.
Penempatan orang pada tugas yang tepat.
4.
Memelihara garis-garis komunikasi yang terbuka.
5.
Menetapkan alat-alat pengendalian yang sempurna.
6.
Memberikan penghargaan bagi delegasi yang efektif dan
penggunaan wewenang yang sukses.
7.
Mengadakan human relations yang baik, agar
jurang sosial budaya diperkecil.
L.
Syarat Untuk Delegasi Yang Efektif
a.
Kesediaan manajer untuk memberi kebebasan kepada
bawahan dalam melaksanakan tugas yang dilimpahkan.
b.
Komunikasi yang baik antara manajer dan bawahan.
c.
Meningkatkan kompleksitas tugas yang dilimpahkan dan
derajat pelimpahan dalam suatu jangka waktu tertentu.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pendelegasian
adalah
kegiatan seseorang untuk menugaskan stafnya / bawahannya untuk melaksanakan
bagian dari tugas manajer yang bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan
kekuasaan kepeda staf/bawahan tersebut, sehingga bawahan itu dapat melaksanakan
tugas tugas itu sebaik baiknya serta dapat mempertanggung jawabkan hal hal yang
didelegasikan
Manfaat
Pendelegasian Wewenang
1.
Manajer memiliki banyak kesempatan untuk mencari dan
menerima peningkatan tanggungjawab dari tingkatan manajer yang tinggi
2.
Memberikan keputusan yang lebih baik
3.
Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan
keputusan
4.
Melatih bawahan memikul tanggungjawab, melakukan
penilaian dan meningkatkan keyakinan diri serta kesediaan untuk berinisiatif
B. Saran
Adapun saran
yang dapat Saya berikan adalah sebagai berikut :
1. Melalui
pembahasan Pendelegasian Wewenang ini, diharapkan mahasiswa memahami arti
Pendelegasian Wewenang
2. Mahasiswa
diharapkan memahami tentang Pengertian Delegasi, Pendelegasian Wewenang.
3. Mahasiswa
diharapkan memahami dan menerapkan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang
ideal dan yang di harapkan faham akan Pendelegasian Wewenang.
Langganan:
Postingan (Atom)