Daftar Laman

Rabu, 22 April 2015

PSAK Penetapan Standar dan Legistimasi



PSAK Penetapan Standar dan Legistimasi

A.    Pengertian
Kontroversi utama dalam penetapan standar akuntansi adalah “Peraturan siapa yang harus dipatuhi, dan apa peraturannya” Jawaban atas pertanyaan ini tidak lah jelas karena pemakai laporan akuntansi keuangan memiliki kebutuhan yang beragam terhadap berbagai jenis informasi.  Untuk memenuhi kebutuhan ini, dan untuk memenuhi tanggung jawab pelaporan, disajikan laporan keuangan bertujuan umum.  Laporan ini diharapkan akan menyajikan secara wajar, jelas, dan lengkap operasi keuangan perusahaan.
Sebagai akibatnya, profesi akuntansi berupaya mengembangkan seperangkat standar yang dapat diterima umum dan dipraktekan secara universal. Tanpa standar-standar  macam ini, setiap perusahaan akan membuat standar-standar mereka sendiri, dan pemakai laporan keuangan harus dapat memahami praktek-praktek akuntansi serta pelaporan unik dari setiap perusahaan.  Hampir tidak mungkin untuk membuat pelaporan keuangan yang dapat diperbandingkan.
Seperangkat standar dan prosedur umum ini dinamakan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum (generally accepted accounting principles) GAAP.  Istilah “diterima umum”  berarti bahwa sebuah badan pembuat aturan akuntansi yang berwenang telah menetapkan prinsip pelaporan dibidang tertentu, atau bahwa dari waktu ke waktu suatu praktek tertentu telah dipandang tepat karena dapat diterapkan secara universal.  Walaupun prinsip dan praktek semacam itu telah memancing debat dan kritik, namun sebagian besar anggota komunitas keuangan mengakuinya sebagai standar yang telah terbukti berguna dari waktu ke waktu.

  1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan himpunan prinsip, prosedur, metode, dan teknik akuntansi yang mengatur penyusunan pelaporan keuangan, khususnya yang ditujukan kepada pihak luar seperti pemegang saham, kreditor, investor, dan bank. Standar akuntansi keuangan senantiasa mengalami perbaikan dan penyempurnaan, sesuai dengan kondisi mutakhir dari kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

  1. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penetapan Standar
Empat organisasi yang berperan besar dalam pengembangan standar akuntansi keuangan (GAAP) di A.S. adalah sebagai berikut:
a)      Securities and Exchange Commission (SEC)
b)      American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
c)      Financial Accounting Standards Board (FASB)
d)     Government Accounting Standards Board (GASB)

B.     Standar Akuntansi dan Tujuan Penetapan Standar

1.      Sifat-sifat Standar Akuntansi
            Akuntan bekerja berdasarkan standar akuntansi. Standar tersebut secara terus menerus mengalami perkembangan. Karena standar menyajikan petunjuk praktis dan memudahkan tugas akuntan, maka standar secara umum diterima sebagai aturan perusahaan, Standar biasanya terdiri atas tiga bagian yaitu:
a)      Uraian masalah yang harus dihadapi
b)      Pembahasan dengan penalaran atau cara-cara pemecahan masalah.
c)      Sejalan dengan keputusan atau teori, solusi yang ditetapkan.

Terdapat beberapa pertimbangan dalam penetapan standar yaitu:
a)      General purpose finacial statement
b)      Due audit care dan independensi bagi auditor
c)      Standar menyajikan kumpulan data bagi pemerintah
d)     Standar menghasilkan prinsip dan teori dalam akuntansi

  1. Tujuan Penyusunan Standar
Penetapan suatu standar mempunyai konsekuensi yaitu terdapat pihak yang diuntungkan dan sebaliknya terdapat pihak yang dirugikan. Kondisi tersebut menjadikan penyusunan standar mengadopsi proses politik, dan bila kesejahteraan sosial yang dijadikan kriteria dalam penerimaan suatu standar maka muncul pertanyaan yang berhubungan dengan legitimasi keanggotaan dewan penyusun standar. Saat ini terdapat dua pendekatan yang muncul yaitu:
a)      Pendekatan penyajian kebenaran
Pendekatan ini menginginkan laporan yang netral dan berusaha mencapai penyajian yang benar  melalui proses penyusunan standar.
b)      Pendekatan konsekuensi politik
Pendekatan ini menekankan pada penggunaan standar dengan konsekuensi ekonomi yang baik dan konsekuensi ekonomi yang buruk.

Perbedaan kedua pendekatan tersebut sebagai berikut:
a.       Bila konsekuensi ekonomi yang hendak dicapai, maka para pembuat kebijakan akuntansi harus menyajikan sejumlah sinyal informasi yang dapat memberi petunjuk para pengguna informasi dalam pembuatan keputusan. Secara pragmatis, pengaruh ini terwujud dalam pembuatan kebijakan yang bertindak sebagai pembuat keputusan.
b.      Bila yang hendak dicapai adalah pengukuran yang berorientasi pada manfaat, maka para pembuat kebijakan akuntansi harus menyajikan informasi yang mempermudah proses pembuatan keputusan. Secara pragmatis bila informasi disajikan wajar dan didasarkan pada kebutuhan pengguna, maka para pengguna dapat bertindak sebagai pembuat keputusan.

Entitas yang terkait dengan standar akuntansi
a.       Kantor akuntan publik dan para individu
b.      American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
c.       The American Accounting Association (AAA)
d.      The Financial Accounting Standard Board (FASB)
e.       Securities and Exchange Commission (SEC)
f.       Organisasi profesi lainnya
g.      Pengguna Laporan Keuangan

C.     Mengidentifikasi istilah standar akuntansi dan penentuan standar
  1. Standar akuntansi
Standar akuntansi dapat dikatakan sebagai pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan oleh badan berwenang dan berlaku dalam lingkungan tertentu. Standar akuntansi biasanya terdiri dari:
a.       deskripsi tentang masalah yang dihadapi
b.      diskusi logis atau cara memecahkan masalah
c.       terkait dengan keputusan/ teori diajukan suatu solusi

  1. Penentuan Standar
Penentuan standar merupakan pilihan sosial sehingga suatu standar mungkin bermanfaat bagi pihak tertentu dan merugikan pihak lain. Kebanyakan isu-isu yang berkaitan dengan akunyansi secara politik bersifat sensitif yang disebabkan:
a.       kebutuhan terhadap standar akuntansi muncul bila terdapat pertentangan
b.      informasi akuntansi dapat mempengaruhi tingkat kemakmuran penggunaannya



Dalam menentukan standar ada dua pendekatan, yaitu:
a.       Rrepresentative Faithfulness, pendekatan ini menghendaki pelaporan yang bersifat netral dan penyajian wajar laporan keuangan melalui proses penentuan standar. Pendekatan ini menyamakan akuntansi dengan proses pemetaan dimana peta harus dibuat akurat dengan menggambarkan keadaan keuangan perusahaan secara wajar.
b.      Economic Consequences, pendekatan ini menghendaki asopsi standar yang memiliki konsekwensi ekonomi menguntungkan. Pendekatan ini cenderung mengarah penentuan standar yang meemiliki pengaruh positif.

  1. Proses penentuan standar
Biasanya proses penentuan standar dilakukan melalui proses terbuka (due-procees). FASB sebagai contoh dalam proses ini mengikuti prosedur sebagai berikut:
a.       Identifikasi masalah dari masalah yang muncul di catat dalam agendanya.
b.      Penunjukkan group yang anggotanya terdiri dari masyarakat akuntansi dan bisnis.
c.       Discussion Memrorandum (DM) di sebarkan kepublik untuk di evaluasi selama satu periode paling lambat 60 hari.
d.      Dengan pendapat dilakukan untuk membahas keunggulan dan kelemahan berbagai alternatif yang diajukan FASB
e.       Atas berbagai komnentar yang diterima, FASB mengeluarkan ‘exposure draft” (ED) mengenai standaar akuntansi yang diajukan. ED menentukan posisi yang pasti dari FASB tentang masalah yang dibahas.
f.       ED disebar luaskan ke masyarakat untuk di evaluasi paling lambat 30 hari
g.      Dengan pendapat untuk membahas kelemahan dan kebaikan berbagai alternatif yang diajukanFASB.
h.      Atas dasar berbagai komentar yang diterima, maka FASB mengambil langkah sebagai berikut:
1)      mengadopsi standar tersebut sebagai pernyataan resmi
2)      mengajukan revisi terhadap standar yang diusulkan melalui prosedur “due process”.
3)      Menunda pengeluaran standar dan menyimpan masalah dalan agenda
4)      Tidak mengeluarkan standar dan menghapus isu dari agenda

Memahami kenapa praktek akuntansi berbeda dengan standar yang ditentukan
Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Standar akuntansi merupakan hasil penetapan standar. Tetapi dalam praktiknya berbeda dari yang ditentukan oleh standar. Ada empat alasan yang menjelaskan hal tersebut, antara lain:
1)      Di kebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan ketentuan akuntansi cenderung lemah dan tidak efektif.
2)      Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan.
3)      Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannnya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasilnya.
4)      Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi.

D.    LEGITIMASI PROSES PENYUSUNAN STANDAR
1.      Prognosis pesimistis
           Legitimasi penyusunan standar kadang dihubungkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan sistem akuntansi optimal yaitu sistem dimana keuntungan yang diharapkan oleh pemakai strategi keputusan optimal, dapat lebih besar atau paling tidak sama dengan keuntungan yang diperoleh dari sistem lain. Implikasinya tidak ada alternatif penyajian laporan keuangan yang didasarkan pada aturan akuntansi lain yang dapat menyajikan manfaat yang lebih baik.

            Demski berpendapat bahwa:
a)      Proses penyusunan standar akuntansi harus memuaskan agar dapat disahkan.
b)      Tidak akan ada sekumpulan standar yang selalu mencari alternatif sesuai preferensi dan keyakinan.

Prognosis pesimistik ini diperluas untuk menunjukkan:
a)      Bahwa pemilihan alternatif laporan kuangan pada akhirnya memerlukan pertukaran antara keuntungan seseorang di satu sisi dengan yang lainnya.
b)      Bahwa resolusi alternatif laporan keuangan akan mensyaratkan kebijakan nilai atau etika yang akan dipertukarkan dengan kesejahteraan seseorang dan dalam dimensi apa terhadap kesejahteraan siapa.

Prognosis optimistic
                        Cushing memberikan prognosis optimistik tentang tanggung jawab prinsip akuntansi optimal dengan catatan bahwa asumsi heterogenitas pengguna ditinggalkan. 
                        Bromwich menawarkan prognosis optimistik tentang kemungkinan standar-standar akuntansi yang bersifat parsial, yaitu standar-standar untuk satu atau lebih masalah-masalah akuntansi yang menjadikannya terisolasi dari standar atau masalah akuntansi lainnya.
                        Chamber mengajukan suatu ilmu yang mengasumsikan adanya norma atau standar yang berlaku pada situasi tertentu. Norma adalah informasi yang mewakili arus uang maupun nilai moneter dari aset serta jumlah arus utang  lain setiap waktu. Bila norma tidak tersedia, Chamber menyarankan agar menggunakan alternatif lain yang dapat menyajikan pengukuran dengan nilai yang mendekati.

E.     Proses penyusunan dengan dasar constitutional calculus menetapkan legitimasi FASB berdasarkan:
1)      kemampuannya dalam menyajikan jaminan prosedur yang memadai.
2)      kemampuannya untuk memaksakan batasan yang memadai dalam proses pemilihan untuk menjamin hasil yang dapat diterima.
3)      keseimbangan pengendalian antara prosedural dan hasil yang ditetapkan oleh proses penyusunan standar FASB.

       Accounting Standards Overload
            Situasi yang diidentifikasi sebagai accounting standards overload:
a)      Standar yang terlalu banyak
b)      Standar yang terlalu rumit
c)      Tidak ada standar yang kaku, membuat pemilihan aplikasi menjadi sulit
d)     Standar bertujuan umum (general purpose standards) yang gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan diantara para penyaji, penguna dan CPA
e)      Standar bertujuan umum (general purpose standards) yang gagal dalam menyajikan perbedaan antara:
ü  Entitas publik dan nonpublic
ü  Laporan keuangan tahunan dan interim
ü  Perusahaan besar dan kecil
ü  Laporan keuangan auditan dan non auditan
ü  Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks, atau keduanya.

Faktor penyebab masalah standards overload :
a)      Pertanyaan apa yang perlu dan tidak untuk diungkapkan menyebabkan dikeluarkannya standar yang terlalu besar, yang cenderung mengurangi kebijakan, dan untuk mengurangi jumlah tuntutan terhadap prinsip akuntansi.
b)      Kebutuhan untuk melindungi kepentingan publik dan membantu investor secara individu menghasilkan regulasi pemerintah dan profesi serta pengungkapan yang jumlahnya banyak.
c)      Keinginan untuk memuaskan kebutuhan setiap pengguna memerlukan standar dan penggunaan yang lebih terinci.

Pengaruh Accounting Standards Overload
        Standar akuntansi yang terlalu banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat berpengaruh serius terhadap kinerja akuntan, nilai informasi yang disajikan bagi para penguna, dan keputusan yang dibuat para manajer. Akuntan dapat kehilangan orientasinya terhadap tugas sesungguhnya sebagai akibat banyaknya data yang diperlukan saat memenuhi ketentuan suatu standar.
Audit dapat memenuhi kegagalan, karena akuntan dapat kehilangan fokus audit  dan mungkin lupa untuk melakukan prosedur audit.
Pertentangan praktik pada kenyataannya dapat dijumpai dalam pertemuan antara permintaan terhadap standar profesional dengan ketidakpuasan klien perusahaan kecil terhadap beban standar yang dipaksakan terhadap mereka.

Solusi terhadap Accounting Standards Overload
Tidak adanya perubahan, mempertahankan apa yang sudah ada (status quo)
a)      Perubahan dari PABU tunggal dan seragam untuk seluruh usaha bisnis menjadi dua kelompok PABU sehingga terdapat PABU tersendiri untuk entitas tertentu.
b)      Perubahan PABU untuk mempermudah penerapannya dalam setiap usaha bisnis.
c)      Menentukan alternatif pengungkapan  dan pengukuran yang berbeda.
d)     Perubahan dalam standar pelaporan CPA atas laporan keuangan.
e)      Alternatif terhadap PABU sebagai dasar yang sifatnya pilihan dalam penyajian laporan keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar